Monday, July 17, 2006

SURABAYA Musin Dingin

Dingin hingga Agustus


Boleh jadi, sebagian warga merasakan hawa di metropolis sedikit berbeda dibandingkan hari biasa. Jika biasanya hawa panas menjadi menu sehari-hari, kali ini nuansa dingin mulai menusuk tulang, mulai sore hingga pagi.

Biasanya, suhu rata-rata di Surabaya saat malam hingga pagi 24 derajat celsius. Tapi, beberapa hari belakangan, suhunya berada di titik 21-22 derajat celsius. Diperkirakan, hawa dingin tersebut bertahan sampai awal Agustus mendatang. "Tapi, hawa dingin di sini masih tergolong normal dibandingkan tempat lain," jelas Staf Ahli Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tanjung Perak Eko Prasetyo kemarin.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan suhu tersebut. Salah satunya adalah perubahan posisi matahari yang saat ini berada di belahan bumi bagian utara. Tepatnya di titik 23,5 derajat Lintang Utara (LU). Otomatis, hal itu membuat kawasan di belahan bumi bagian selatan menjadi lebih dingin. "Jadi, jika sekarang di Surabaya dingin, tidak demikian dengan Kalimantan atau Sulawesi. Di sana cukup panas," katanya.

Selain itu, Eko memastikan kondisi tersebut tidak akan disertai hujan. "Yang mengalami hujan malah di bagian utara Laut Jawa karena bersinggungan langsung dengan garis katulistiwa," ungkapnya.

Selain itu, embusan angin dari arah selatan, terutama dari Australia, ikut menambah penurunan suhu di hampir semua daerah di Jawa. "Sebab, sifat angin dari arah selatan membawa dingin," jelasnya.

Setelah lewat Agustus, cuaca panas akan menghampiri. "Oktober mendatang, hawa panas berada pada puncaknya," katanya.

Dibandingkan hari biasa, suhu di Surabaya memang tergolong keluar dari pakem. "Terutama pada pagi dan malam. Hawa dinginnya memang lain dari biasanya."

Jawapos.com edisi Senin, 17 Juli 2006.

0 komentar: